Hari itu, Kamis 13 Oktober 2016 cuaca begitu
cerah. Padahal, hari-hari sebelumnya adalah hari hujan walaupun sesungguhnya masih
dalam lingkup musim kemarau. Musim kemarau basah, begitu istilah komprominya mengingat
banyaknya intensitas hujan di musim kemarau. Jadi, bagi kami para insan BPS Kabupaten
Jember yang hari itu bakal kedatangan tamu Dr Suryamin, M Sc, orang nomor 1 di BPS
RI, situasi itu benar-benar terasa sebagai sebuah anugerah yang patut
disyukuri. Ya, orang nomor satu, karena Dr. Suhariyanto adalah penggantinya.
Tepatnya, di masa purna tugasnya, Pak
Suryamin mulai memperbanyak kegiatan berbaginya di banyak tempat. Hari itu
adalah jadwal di mana beliau berkenan meluangkan waktunya untuk singgah di BPS Kabupaten
Jember setelah mengisi acara kuliah umum di hadapan mahasiswa Pasca Sarjana
Universitas Jember. Datang menghampiri kantor BPS Kabupaten Jember adalah kesempatan
amat langka bagi kami walaupun waktu yang tersedia hanya satu jam saja. Lalu,
apa saja kegiatan beliau di BPS Kabupaten Jember?
Sekitar pukul 13.40, tiba di kantor BPS Kabupaten Jember setelah
menunaikan ibadah sholat dhuhur. Dengan diantar Kepala Bidang Statistik Produksi
BPS Provinsi Jawa Timur, Ir M Farikhin, M Si dan Kepala BPS Kabupaten Jember, Ir Indriya
Purwaningsih, MT, Pak Suryamin mendapatkan sambutan sederhana dari karyawan dan ibu-ibu
Dharma Wanita.
Setelah makan siang, pada pukul 14.30 pak
Suryamin memasuki ruangan acara tatap muka dengan karyawan BPS Kabupaten Jember
dengan tajuk “Satu Jam Bersama Dr.
Suryamin, M.Sc” Sementara itu Ibu Ipop Suryamin mengikuti acara serupa bersama ibu-ibu anggota Dharma
Wanita Persatuan BPS Kabupaten Jember di ruangan lain.
Setelah dibuka oleh Ibu Indriya Purwaningsih, acara yang dipandu oleh Bambang WV Suharto,
SE, MM, staf seksi Statistik Nerwilis BPS Kabupaten Jember ini dilanjutkan
dengan dialog selama satu jam. Pak Suryamin berkenan menyampaikan kisah hidupnya
terutama kehidupan yang terkait erat dengan perstatistikan dan BPS yang menjadi
tempat beliau mengabdi kepada bangsa dan negara. Ungkapan kisah yang
sesungguhnya biasa-biasa saja buat beliau yang empunya cerita menjadi sesuatu
yang luar biasa menggugah rasa kagum dan takjub buat khalayak pendengarnya.
Suasana begitu hening saat beliau berkisah.
Pak Suryamin
berkisah tentang bagaimana sebagian perjalanan hidupnya di lingkup
perstatistikan dan BPS. Kisah diawali dari ketika masih pelajar SMA di kota
Garut, Jawa Barat. Terungkap, bahwa ternyata Suryamin muda adalah seorang anak
yang begitu mencintai ibundanya. Begitu besar cinta dan pengaruh sang ibu,
hingga seberat apapun kehidupan masa kecilnya, nasihat sang ibu adalah pasokan
energi kehidupan terbesarnya. Sebagai seorang yang sempat hidup serba
berkekurangan, bekal nasihat bunda yang meninggalkannya untuk selamanya saat
Suryamin kecil masih kelas 5 SD begitu melekat di benak. Nasihat bahwa masa
depan dicapai bukan dengan kelimpahan harta benda waris yang bisa musnah,
melainkan dengan bekal ilmu begitu dipegang erat.
Saat Suryamin muda
SMA, predikat pelajar terbaik sempat disandangnya di wilayah Garut. Selepas SMA
sebagaimana pelajar lainnya, kampus idaman tempatnya belajar kelak adalah
Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun perjalanan nasibnya membawa ke kampus
Akademi Ilmu Statistik yang sama sekali tidak dikenalnya sebelumnya. Hingga
akhirnya resmi bergabung sebagai salah satu insan Biro Pusat Statistik (BPS
saat itu) pada tahun 1979. Setelah menikah dengan Ipop Sri Haryati pada tahun
1983 dan bergabung dengan lembaga BPS membuatnya menemukan idola seorang
pekerja ulet pada diri atasannya,
Sugiarto, MA. Melalui sosok idolanya ini dia menemukan sebuah nilai penting
dalam bekerja yaitu kejujuran, keseriusan dan kesabaran melakukan pekerjaan dan
all out melakukannya.
Kesabaran dan semangat berkarya di BPS
membawanya pada sebuah kesempatan untuk mengikuti program BJ Habibie waktu itu,
yaitu Overseas Fellowship Programme (OFP)
dan berhasil meraih peringkat 1 pada tahun 1985. Hal itu membawanya juga
mendapatkan peluang tawaran untuk melanjutkan pendidikannya di tingkat S2 di University of the Phillipine (UP) pada
tahun 1988. Kesuksesan dan prestasinya langsung melanjutkan pendidikan doctor
(S3) di universitas yang sama. Hingga gelar PhD (Doktor) berhasil diraihnya
pada tahun 1994 hingga berada di puncak karir sebagai Kepala BPS RI.
Di akhir kisahnya,
beliau sempat menyampaikan pesan penting
bagi semua karyawan untuk selanjutnya bias diterapkan dalam kehidupan kegiatan
perstatistikan di BPS. Antara lain, bekerjalah dengan sepenuh hati dan
kesabaran, jangan pernah mencuri-curi waktu untuk melakukan pekerjaan di luar.
Serta, pertahankan status kepercayaan yang telah diberikan oleh Presiden RI
untuk menjadikan BPS sebagai satu-satunya lembaga yang datanya paling layak
digunakan sebagai dasar memutuskan suatu kebijakan. (Bambang WV Suharto)